Keceriaan dan Perjuangan Mengikuti AFDI [2]

Kita lanjutkan cerita yang sebelumnya bersambung [macam sinetron yak ]. Akhirnya pukul 15.30 WIB, acara Kick Off Asosiasi Forensik Digital Indonesia (AFDI) selesai. Setelah sesi foto-foto selesai dilakukan, kami pun mulai meninggalkan gedung Kemenkominfo. Berhubung tiket kereta kepulangan akan berangkat pukul 21.45, dan tentu saja banyak waktu tersisa, maka setelah berdiskusi bersama rombongan, disepakati untuk berjalan-jalan ke tugu Monas, yang kebetulan berada di seberang gedung Kemenkominfo.

Tujuan utamanya sih ingin naik ke monas itu, tapi apalah daya, ternyata sudah tutup dari pukul 15.00. Akhirnya di tugu monas hanya bisa berfoto-foto ria saja. Berikut salah satu foto yang sempat terabadikan momen kamera.
*yak monaaaasssss

Sebenarnya dari kecil dulu selalu bermimpi untuk bisa berfoto di monas seperti ini. Alhamdulilah ya Allah, dapat kesempatan juga untuk bisa melihat monas dan berfoto langsung. Sebenarnya dulu waktu masih kerja di Dinas Pendidikan dan beberapa kali kesempatan ke Jakarta, hanya cuma bisa lihat dan numpang lewat. Tapi syukur banget hari ini mimpi kecil itu bisa terwujud.

Salah satu momen yang penuh keceriaan di monas yaituuu, ketika sudah berjarak hanya 3 meter dari tugu monas [di depan mobil hitam di foto diatas itu lho], kami memutuskan untuk jalan saja ke pintu barat untuk keluar dari sana. Daaan, udah jauh-jauh jalan, kaki udah mau copot, ternyata pintu barat dikunci dan hanya bisa keluar dari pintu timur yang berarti itu pintu pertama kami masukin. Berarti harus kembali ke titik awal. Sumpah itu kaki udah mau copot banget rasanya, dan harus mutar lagi .

Setelah melalui perjalanan kaki nan panjang, akhirnya sampai ke pintu timur dan keluar, tapi perjuangan tidak berakhir sampai disini, karena apa? Karena halte bus way ada di dekat pintu barat. Berarti harus jalan lagi kesana. Yak inilah dia akhirnya kaki disuruh kerja keras, bawa tas berat, dan jalan-jalan. Ya ini baru namanya jalan-jalan dalam artian yang sebenarnya jalan-jalan pakai kaki. Tapi walaupun capek, semua itu serasa hilang karena keceriaan bersama-sama.

Akhirnya sampai juga di halte bus way dan perjuangan masih berlanjut. Karena menunggu bus way itu sampai lebih kurang 90 menit karena bus way selalu penuh. Setelah berdiskusi, maka ditetapkan, udah rombongan di pisah jadi beberapa tim. Satu tim 3 orang, naik bus way yang datang, sisanya menyusul di bus yang lain, dan berkumpul kembali di Stasiun Senen. Karena kalau mau naik sekaligus tidak akan muat, bus selalu penuh [duh berat banget perjuangan hidup di Jakarta ini].

Ada sekitar 30 menit perjalanan ke stasiun Senen, dan saya harus berdiri sambil pegangan di bus saat itu karena memang tidak ada tempat duduk, untuk berdiri saja penuh. Setelah sampai di stasiun Senen, menunggu teman-teman lain yang terpisah di bus belakang.

Ternyata teman-teman terpisah cukup jauh, menunggu hampir 30 menit lagi baru akhirnya semua berkumpul, dan dari semua, dipisah lagi, karena hanya enam orang yang akan berangkat kembali ke Yogja, sisanya ada yang berangkat ke Tasikmalaya, Cirebon, dan beberapa daerah lainnya. Karena waktu itu masih pukul 19.30 akhirnya menunggu kereta dengan "ngegembel" .  Ini ada kenang-kenangan ngegembelnya.
*ngegembel dengan penuh ceria

Pukul 21.45 akhirnya kami mulai berangkat ke Yogya menggunakan kereta bandowoso. Lebih kurang sama dengan Joko Tingkir, dan kami ada di gerbong 5. Begitu kereta mulai berjalan, saya pun mulai tidak sadarkan diri karena begitu lelahnya. Baru terbangun pukul 01.00 karena perut lapar, akhirnya berjalan dari gerbong 5 ke gerbong terdepan ke cafetaria nya kereta api untuk membeli makan. Alhamdulilah nasi goreng 30rb nya masih ada. Hahaha. Setelah makan, tidak sadarkan diri lagi [lelah banget memang].

Dan yang paling menyebalkan, bangun-bangun kereta udah sampai stasiun Tugu Yogya. Gagal momen untuk memfoto suasana ketika matahari terbit dari kereta. Ya tidak apalah, mungkin karena memang sudah terlalu lelah. Pukul 06.00 akhirnya sampai di stasiun Lempuyangan. Dan saya pun pulang kembali ke kosan saya di Jakal Km. 17,5.

Sampai dirumah, lihat kaki udah bengkak banget, wih keren jadi kelihatan gemuk .  Mandi, sarapan, setelah itu, lanjut tidur, dan baru terbangun pukul 15.30. Gile banget tidur bangkong begitu. Hahaha. Sekianlah keceriaan dan perjuangan nan melelahkan saya ke Jakarta untuk mengikuti acara AFDI. Tapi lelah yang dirasakan ini dirasakan puas, puas karena mengikuti acara yang sangat bermanfaat. Puas karena terbayarkan dengan pengalaman yang tak ternilai harganya. Sampai disini dulu cerita kita hari ini. Kita akan bertemu kembali di postingan berikutnya. Wassalam.


Yogyakarta, 22 November 2015
Previous
Next Post »