Melihat Kampus di Taiwan dalam Pengendalian Penyebaran Corona Covid-19

Penyebaran penyakit Covid-19 semakin hari semakin tinggi. Harapan banyak masyarakat bahwa virus corona ini akan mereda kelihatannya masih belum dapat terwujud. Faktanya penyebaran virus ini semakin menggila. WHO bahkan telah mengumumkan penyakit ini menjadi Pandemi Global.

Indonesia yang beberapa bulan sebelumnya terbilang cukup aman, pada akhirnya juga ikut merasakan keganasan virus ini. Total sampai pada tanggal 15 Maret 2020, terdapat 117 pasien positif Covid-19. Sungguh penyebaran yang sangat masif.

Saat ini masyarakat Indonesia telah dihimbau untuk menjauhi keramaian. Namun bagaimana dengan para pelajar yang harus selalu datang ke sekolah untuk menuntut ilmu? Bagaimana sebaiknya proteksi yang dapat dilakukan untuk para pelajar yang sedang menuntut ilmu?

Untuk hal ini, kita dapat melihat dan belajar bagaimana sekolah terutama universitas di Taiwan melakukan proteksi terhadap mahasiswanya. Taiwan saat ini bisa terbilang cukup sukses dalam mengendalikan penyebaran virus corona ini. Total hingga tanggal 14 Maret 2020 terdapat 50 pasien positif corona di Taiwan. Seluruh kampus di Taiwan telah melakukan prosedur pengendalian penyebaran virus corona. Langkah awal yang telah dilakukan pihak kampus dan Kementerian Pendidikan Taiwan adalah dengan menunda awal mula semester baru yang direncanakan pada 17 Februari, ditunda hingga 2 Maret 2020. 

Untuk kampus-kampus yang berada di kota yang tidak ada pasien positif corona juga melakukan prosedur pengendalian yang ketat walaupun tidak sampai meliburkan perkuliahan. Sebagai contoh kampus National Chiao Tung University (NCTU) di Hsinchu City. Walaupun Hsinchu City tidak memiliki pasien positif corona, seluruh kampus tetap melakukan system pengendalian dengan sangat ketat.

Adapun beberapa prosedur pengendalian penyebaran Corona Covid-19 di NCTU antara lain sebagai berikut :
  • Kampus NCTU hanya membuka 1 akses keluar dan masuk di seluruh Gedung lingkungan kampus.
  • Setiap hari, seluruh mahasiswa yang datang ke kampus, dan akan memasuki Gedung di lingkungan kampus, diwajibkan untuk melakukan pengecekkan suhu tubuh. Apabila suhu dibawah 37,5 maka mahasiswa akan diberi stiker penanda bahwa suhu tubuh dinyatakan aman dan mahasiswa dapat memasuki Gedung kampus. Stiker penanda akan diganti setiap harinya dan bertujuan untuk memberitahukan bahwa mahasiswa tersebut telah melakukan pengecekkan suhu tubuh, sehingga apabila mahasiswa tersebut akan memasuki gedung lainnya, tidak perlu dilakukan pengecekkan kembali.
  • Jika ternyata suhu mahasiswa diatas 37,5, maka mahasiswa tersebut harus melakukan pengecekkan ke Fever Central Station untuk dilakukan pengecekkan dan mendapat tindakan lebih lanjut.
  • Seluruh mahasiswa dianjurkan untuk sesering mungkin mencuci tangan dengan sabun, ataupun dengan antiseptic. Untuk antiseptic sendiri, pihak kampus telah menyediakan diseluruh pintu masuk gedung-gedung kampus. Dan untuk sabun cuci tangan, tersedia di seluruh toilet gedung kampus.
  • Dosen di kampus, diperkenankan melakukan perkuliahan dengan system online. Dimana dosen akan memanfaatkan fasilitas Group Meeting Online seperti menggunakan aplikasi GoToMeeting. Sehingga mahasiswa tetap melaksanakan perkuliahan, akan tetapi hanya lokasinya saja yang berbeda.
  • Jika dosen tetap ingin melaksanakan perkuliahan secara tatap muka, maka dosen harus mendata seluruh posisi duduk mahasiswa di dalam kelas. Mulai dari posisi paling depan hingga paling belakang. Dan dosen harus mengajar menggunakan masker. Untuk mahasiswa sangat dianjurkan juga menggunakan masker di dalam kelas.
  • Mahasiswa yang akan memasuki gedung kampus di jam 16.00 – 07.00, diwajibkan melakukan scan kartu ID mahasiswa.
  • Mahasiswa sangat dianjurkan menjauhi pusat-pusat keramaian yang terdapat di luar kampus dan menyarankan seluruh mahasiswa untuk berprilaku hidup sehat.
  • Mahasiswa juga diharus mengikuti anjuran Travel Warning yang dikeluarkan Taiwan Centers for Desase Control (Taiwan CDC). Travel warning tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Seluruh proteksi tersebut dilakukan pihak kampus dengan sangat ketat. Karena jika dalam satu Gedung terdapat 1 orang yang positif terkena virus Corona, maka seluruh mahasiswa dalam kelas dan Gedung tersebut harus diisolasi selama 14 hari. Dan apabila jika 2 orang dinyatakan positif, maka kampus akan ditutup dan seluruh mahasiswa, dosen, karyawan harus melakukan isolasi selama 14 hari.

Penyebaran virus ini memang sangat masif, akan tetapi masyarakat dianjurkan untuk tidak perlu terlalu resah dan panik dalam menghadapinya. Pemerintah telah melakukan upaya penuh untuk mencegah penyebaran virus ini terus berlangsung. Sebagai masyarakat yang baik, kita harus mengikuti seluruh anjuran yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah untuk mencegah penyebaran virus ini terus berlangsung. Dengan upaya dan sinergi yang dilakukan masyarakat dan pemerintah, kita bisa yakin penyebaran virus ini dapat kita kendalikan.

Didik Sudyana
Mahasiswa PhD di Department of Computer Science
National Chiao Tung University (NCTU) Taiwan
Hsinchu, 15 Maret 2020

Previous
Next Post »