Refleksi 2019 [2]

Setelah berhasil menyelesaikan refleksi semester awal di 2019, berikut lanjutan refleksi 2019 untuk semester kedua. Sengaja dipisah cerita refleksinya karena ternyata ceritanya terlalu panjang, dikhawatirkan akan menjadi jenuh untuk yang baca. Banyak momen luar biasa yang terjadi pada semester kedua pada tahun 2019 ini. Momen terluar biasa adalah bisa mendapat panggilan bridging ke Taiwan dan lolos beasiswa PhD ke Taiwan. Baiklah ini ceritanya.

Kita lanjutkan untuk bulan Juli. Bulan Juli merupakan bulan kelahirannya Revan. Jadi pada bulan ini, rencana awal kami mau buat ulang tahun Revan di KFC, tapi kemudian tiba-tiba mendapat banyak rezeki. Akhirnya diputuskan membuat acara aqiqah Revan saja yang memang kebetulan Revan belum aqiqah. Untuk aqiqahnya, agar tidak begitu merepotkan, kami menggunakan jasa Simple Aqiqah Pekanbaru. EO tersebut yang mengurus seluruh proses mulai dari pemotongan kambing, tenda, catering, hingga pelaksanaan hari H. Jadi kita tau beres saja. EO ini sangat recommended karena sudah murah, masakan enak, layanan juga berkualitas.

Ulang tahun mama Revan

Alhamdulillah Revan sudah 1 tahun pada bulan ini. Tidak terasa ya nak, sudah 1 tahun saja anak papa. Cepat betul waktu berlalu. Di hari H pelaksanaan aqiqah, pas bertepatan 1 tahun Revan, Revan mulai belajar merangkak. Tapi satu hari itu saja merangkak nya. Setelah itu malas lagi. Hahaha. Di bulan ini juga Mama nya Revan ulang tahun. Jadi momennya memang anak dan istri ulang tahun di bulan yang sama.
Revan aqiqah

Lanjut di bulan Agustus. Di awal bulan, saya berangkat ke Medan untuk mengikuti program Talent Scouting dari Kemenristekdikti. Alhamdulillah saya berhasil lolos berdasarkan hasil seleksi dari Kementerian. Acara berlangsung selama 3 hari. Dan ini pertama kalinya harus berpisah dengan Revan lebih dari 24 jam. Dari acara tersebut, saya mendapat keyakinan untuk secepatnya mencari peluang beasiswa dan mendaftar program PhD.
Revan main mobilan

Di pertengahan Agustus saya mulai memutuskan menghubungi beberapa professor di Taiwan. Target saya waktu itu langsung saja ke Taiwan, karena peluang yang lebih besar dan banyak informasi dari teman-teman. Karena beberapa professor tidak membalas email saya, akhirnya saya putuskan saja langsung mendaftar ke beberapa kampus.

Di bulan Agustus, Revan makin tambah pintar, dan senang dibawa main ke Mall. Karena Revan lagi asyik-asyiknya belajar "tatah" jalan dan di Mall luas jadi senang Revan. Apalagi kalau udah main di area permainan, wah itu 1 jam gak mau pulang-pulang.
Revan ikut mama belanja
Revan main di MTQ

Waktupun berlalu dan kita masuk ke bulan September. Di pertengahan September, akhirnya saya mentuntaskan seluruh proses pendaftaran kampus di Taiwan. Total ada 4 kampus yang saya daftar, ditambah 2 kampus di Arab Saudi, 1 di Hongkong, dan 1 di Korea. Sengaja tebar jaring sebanyak mungkin, dengan ikhtiar akan ada 1 ikan yang tertangkap. Amin. Tinggal menanti pengumuman di November sampai Desember.

Untuk Revan? Jangan ditanya. Tingkahnya makin banyak, makin tambah pintar, makin ceria. Untuk demam, Alhamdulillah Revan terakhir demam di pertengahan juli, dan itupun cuma satu hari. Di bulan Agustus dan September ini Revan gak ada demam. Senang kali rasanya. Dan hati juga tenang. 
Revan main di mall

Di pertengahan September, tiba-tiba dapat kabar yang luar biasa bahagia. Dapat panggilan untuk mengikuti Bridging Program di Taiwan. Program ini semacam magang untuk merasakan bagaimana menjadi mahasiswa PhD di Kampus Taiwan. Padahal dalam surat panggilan pertama, nama saya tidak ada, tapi tiba-tiba seminggu kemudian, dihubungi oleh pihak Dikti untuk mengikuti. Ini namanya kalau rezeki gak akan kemana dan tertukar. Tapi disatu sisi terasa sedih, berarti harus meninggalkan Revan untuk 2 bulan.

Di akhir September, Yayang, Adik kandung ku akhirnya wisuda S1 nya setelah terluntang lantung selama lebih kurang 6 tahun. Tapi sayangnya yang bisa ikut acara wisuda cuma aku, bapak, dan wiwit. Mami masih di Singapore jagain wawak yang sakit, Bibah dan Revan tidak saya izinkan ikut karena memang saat itu cuaca Pekanbaru masih berselimut kabut asap dan sudah berlangsung lebih dari 2 minggu. Takut Revan kenapa-kenapa nanti kalau harus lama-lama di alam terbuka.

Di bulan Oktober disibukkan dengan persiapan keberangkatan ke Taiwan. Mulai dari persiapan dokumen-dokumen bridging, mengejar jam ngajar, dan berusaha menghabiskan waktu sebanyak mungkin dengan Revan. Hampir setiap hari sore pasti jalan sama Revan. Tapi 3 hari sebelum keberangkatan ke Taiwan, Revan demam. Setelah sekian lama tidak demam, sekarang Revan demam lagi. Mungkin karena terasa papa nya mau pergi jauh. Tapi Alhamdulillah juga Revan cuma demam sehari kemudian bisa sembuh. 
Revan ikut ulang tahun papa

Tanggal 31 Oktober akhirnya berangkat ke Jakarta dulu untuk pembekalan sehari sebelum tanggal 1 November nya berangkat ke Taiwan. Hari keberangkatan rasanya sedih banget mau meninggalkan anak dan istri pertama kalinya untuk waktu yang cukup lama. Tak kuasa menahan air mata di bandara ketika akan keberangkatan. Benar berat ternyata harus meninggalkan anak dan istri ini walaupun cuma untuk 2 bulan.
Antar papa ke Bandara

Bulan November, mulai dihiasi dengan kegiatan baru, rutinitas baru di Negara orang. Untuk pertama kalinya bisa pergi ke luar negeri. Bahagia bercampur sedih. Rindu Revan semakin menjadi. Di awal-awal keberangkatan, saya mencoba mengisi kerinduan dengan menulis beberapa puisi di Facebook untuk anak dan istri saya. Setiap malam, duduk di bangku taman kampus ditemani dinginnya angin malam, sambil menulis puisi-puisi tersebut.
Di depan gerbang NTUST

Kegiatan selama di Taiwan singkatnya antara lain Senin pagi masuk ke kelas ikut mata kuliah, malam jam 18.30 sampai 21.30 ikut Lab Meeting, mendengarkan progress penelitian mahasiswa PhD. Selasa pagi masuk ke kelas mata kuliah Machine Learning lagi, kemudian siang ikut kelas bahasa Mandarin, Rabu kelas Writing, Kamis ikut kelas bahasa Mandarin lagi. Jumat diisi kegiatan belajar mandiri. Sabtu minggu awal-awalnya sih pergi berkelana melihat Taipei.

Di akhir November, mendapat kabar pengumuman beasiswa S3 di beberapa kampus yang saya daftar di pertengahan September. Kampus pertama yang mengeluarkan pengumumannya adalah NCTU. Alhamdulillah kabarnya bahagia. Saya lulus dan mendapatkan beasiswa dari kampus tersebut. Walaupun katanya di pertengahan November keluar pengumuman, tapi baru diumumkan di akhir. Hampir 2 minggu kerjaan saya tiap jam refresh website OIA NCTU untuk melihat pengumuman. Padahal ternyata pengumumannya sendiri masuk ke email. Hahaha.
Revan lagi sarapan
Revan mau pakai peci kayak papa

Selain ini, di akhir November Revan juga demam lagi. Ini demam keduanya setelah sebelumnya sempat libur demam. Kali ini demam nya tinggi lagi, jadi jam 4 pagi, Revan pun dibawa ke IGD ditemani om yayang nya. Selain itu, kaki Revan juga alergi nya makin parah, pipinya pun sudah mulai kena. Makin parah luka karena digarukinnya.
Revan demam
Alergi Revan sampai ke pipi

Di bulan Desember, saya masih berjibaku dengan kerinduan dan rutinitas di Taipei. Di pertengahan bulan ini juga akhirnya pengumuman di 2 kampus lainnya keluar dan Alhamdulillah saya dinyatakan lulus juga. Kebingunganpun melanda untuk kampus mana yang akan saya pilih. Setelah berdiskusi panjang dengan teman-teman, keluarga, dan Prof di NTUST, akhirnya saya dengan mantap memilih di NCTU. 

Di bulan ini juga saya sempatkan diri berkunjung ke Hsinchu melihat NCTU dan mencari-cari apartemen, ditemani oleh pak Obaja yang baik hati, Dosen Unpar Bandung yang dengan baik hati menemani saya berkeliling di kota Hsinchu. Di akhir desember akhirnya kepulangan kami pun dilaksanakan. 3 hari sebelum kepulangan, Revan demam lagi. Demam ketiga. Dan alergi kaki lebih parah-parah dari bulan sebelumnya. Tanggal 26 Desember 2019, petualangan Taipei pun berakhir dan saya kembali pulang ke Indonesia. Bertemu kembali dengan anak dan istri.
Revan sepulangnya papa dari Taiwan
Pangkas botak ikut papa

Demikianlah refleksi 2019 bagian dua saya. 2019 ini sungguh indah dan bersahabat bagi saya. Beberapa resolusi yang saya rencanakan Alhamdulillah tercapai. Dan tentu saja, target saya untuk mendapat beasiswa di 2019 bisa terpenuhi. Terima kashi 2019 atas seluruh momen bahagia, momen sedih, momen petualangan, dan momen pelajaran yang telah diberikan. Selamat datang 2020. Tahun baru, petualangan baru, kehidupan baru, dan seluruh baru karena di 2020, saya akan memulai petualangan sebagai mahasiswa PhD di Taiwan. Semoga apa yang saya resolusikan bisa kembali tercapai.

Sampai jumpa di Refleksi 2020 yang akan datang.

Pekanbaru, 3 Februari 2020


Previous
Next Post »