Refleksi 2019 [1]

Waktu memang selalu begitu. Berlalu dengan begitu cepat. Baru Januari, tau-tau sudah bertemu kembali dengan Januari. Baru bertemu 2019, rupanya hari ini sudah 2020. Jadi agar 2019 ini menjadi memori yang tak terlupakan, saya coba melanjutkan kebiasaan dulu yang sempat hilang, yaitu menuliskan kegiatan penting yang saya ikuti selama 2019. Karena tulisannya cukup panjang, saya putuskan untuk membagi tulisan ini kedalam dua bagian.

Kita mulai dari Januari. Di bulan ini, saya dan keluarga masih stay di Bandung. Saya masih mengikuti kegiatan Peningkatan Kemampuan Bahasa Inggris (PKBI) di UPI Bandung. Sebuah kegiatan dari Kemenristekdikti untuk belajar IELTS selama 3 bulan. Seluruh biaya ditanggung oleh Kementerian. Selama di Bandung juga saya membawa istri dan anak saya Revan yang saat itu masih berumur 3 bulan. Kami sudah di Bandung sejak pertengahan November.

Di pertengahan bulan Januari, merupakan saat yang mendebarkan karena di pertengahan Januari, saya harus mengikuti Real Test IELTS yang pertama dari dua tes yang direncanakan oleh Kementerian. Hasil tes? Baru keluar di Februari. Tapi tes nya sedikit mengecewakan bagi saya di bagian Reading nya. Karena entah kenapa kok susah banget rasanya. Writingnya juga susah banget topiknya. Alhasil udah feeling 2 skill itu gak dapat tinggi.

Di bulan ini juga Revan, anak saya berumur 6 bulan. Berarti saatnya mulai MPASI. Hal yang sudah kami nantikan. Namun karena kami saat itu masih di Bandung, jadi inginnya yang simpel aja deh. Jadinya MPASI Revan cuma Promina. Hahaha. Selain itu juga Revan mulai diajarkan makan buah-buahan.

Revan belajar makan

Bulan Februari, merupakan bulan terakhir kami di Bandung. Jadi Februari lebih banyak diisi dengan jalan-jalan dan persiapan balik ke Pekanbaru. Beberapa lokasi jalan-jalan diantaranya Farm House, Lembang, Trans Studio Bandung. Sedih sebenarnya akan meninggalkan Bandung setelah merasa nyaman 3 bulan berada di kota ini. Revan juga bahagia banget selama di Bandung. Dan tentunya akan merindukan Bandung dan teman-teman PKBI yang kocak-kocak, dan pemberi semangat untuk cepat S3 ke luar negeri.

Di akhir Februari ikut tes IELTS kedua dan terakhir. Tes Reading dan Writing sih sukses, yakin bagus, tapi listening nya ambyar karena hilang konsentrasi. Speakingnya apalagi. Mungkin karena dipadatkan sehari semua jadi otak sanggup. Akhirnya di Februari kami mengucapkan selamat tinggal Bandung.

Revan pulang naik Kereta Api

Bulan Maret merupakan bulan pertama kembali ke Pekanbaru dan menjalani aktifitas rutinitas kembali menjadi Dosen. Di Maret juga kami merasakan pengalaman pertama kali Revan demam. Dan itu kacaunya luar biasa. Karena Revan demamnya tinggi sampai 39 derajat. Akhirnya karena dua hari masih segitu juga demamnya, dilarikan ke IGD untuk pertama kali. Baru kali ini merasakan pengalaman bagaimana paniknya ketika anak sakit. Di bulan ini juga pengumuman hasil real test IELTS keluar dan yaaah tidak sesuai ekpektasi memang. Okelah Reading dan Writingnya berhasil meningkat, eh malah Listening dan Speakingnya turun dari test pertama. Yaudah berarti gak rezeki dapat nilai IELTS tinggi.

Revan demam pertama kali
Suhu Revan pertama kali demam

Bulan April diawali dengan semangat 45 mulai menyusun riset proposal PhD dan jadi penguji UKK di salah satu SMK di Pekanbaru. Dan di awal bulan setelah jadi penguji UKK, kembali harus merasakan pengalaman Revan demam lagi dan jadi demam keduanya. Karena demam akhirnya ngungsi lagi ke rumah Kakak Ipar kami, kak Saroh, takut pengalaman demam Revan yang pertama kemarin. Kali ini gak sampai masuk IGD, tapi sampai 4 hari demamnya gak sembuh, akhirnya bawa ke dokter anak. Di bulan ini juga Revan sakit mata. Mata kanan nya merah hingga berhari-hari.Bulan ini juga masuk bulan pemilu Indonesia. Prabowo harus kembali kalah dan Jokowi kembali memenangkan pertempuran.
Revan demam kedua kalinya
Senyum ceria setelah sembuh demam
Memenuhi janji papa belikan sepeda baru kalau sembuh

Bulan Mei merupakan bulan Ramadhan. Bulan yang sangat dinantikan umat muslim. Diawal puasa, Revan demam lagi untuk yang ketiga kalinya. Kali ini kami memutuskan rawat di rumah aja, gak ngungsi lagi. Hari kedua, jam 10 malam, Revan terpaksa dibawa ke IGD lagi soalnya panasnya udah lewat 39. Takut kenapa-kenapa. Bekal 2 pengalaman Revan demam sebelumnya ternyata belum mampu membuat kami kuat hati. Setelah dari IGD akhirnya terpaksa juga ngungsi ke rumah kak Saroh. Untungnya besok paginya Revan sembuh. Di bulan ini juga Revan untuk pertama kalinya pangkas rambut.

Revan dan mama di IGD
Revan dengan model rambut baru

Ramadhan kali ini dengan suasana yang kembali berbeda. Merasakan bagaimana berbuka puasa bergantian karena shift-shiftan jaga Revan, bagaimana sahur berwaspada takut Revan terbangun. Tapi untuk segi ibadah, saya merasakan tahun ini terjadi penurunan kualitas ibadah. Karena dari segi tarawih banyak bolong, mengaji juga tidak bisa khatam seperti tahun-tahun sebelumnya, dhuha, dan tahajud juga tidak sebanyak sebelumnya. Semoga tahun depan bisa minimal kembali seperti tahun-tahun sebelumnya kualitas ibadahnya.

Bulan Juni merupakan waktunya hari raya Idul Fitri. Raya tahun ini kami rayakan di kampung Istri. 3 hari sebelum hari raya, istri saya memutuskan untuk merubah model rambutnya 180 derajat dari model yang selalu dipakainya selama lebih dari 10 tahun. Hahaha. 1 hari sebelum hari raya, Revan demam lagi, dan ketularan campak. Berbekal 3 kali pengalaman demam sebelumnya, dan karena di rumah orang tua, jadi kali ini cukup tenang menghadapi nya dan sudah bekal obat-obatan. Hari keempat demam, panas nya Revan meningkat jadi hampir 39, akhirnya kami putuskan menggunakan "proris". Alhamdulillah keesokan harinya pun Revan berhasil sembuh. Idul fitri kali ini sebenarnya bahagia karena sudah ada Revan, tapi karena demam itu, jadi hari rayanya jagain Revan aja. Hehehe.

Photo Revan hari raya

Di pertengahan Juni, untuk pertama kalinya Revan kami ajak spa dan berenang di Mom n Jo. Begitu riang gembiranya Revan pertama kali coba belajar berenang di kolam air hangat. Setelah berenang, Revan juga dipijat dan dengan antengnya Revan dipijat sambil nonton TV dan ngemil jajan. Hehehe.

Revan berenang di Mom n Jo

Di akhir Juni, kami pergi ke Medan karena adik kandung saya, Yayang akan menikah. Ceritanya dulu sih mau nikah umur 30, eh rupanya malah lebih cepat dari saya hahaha. Selesai dari Medan, kami memutuskan langsung menuju ke Aceh, ke kampung halaman orang tua saya. Sekaligus pengalaman pertama bagi Revan dan istri saya ke Aceh dan pengalaman pertama Revan naik bus. Untungnya Revan gak rewel karena berangkat malam, jadinya Revan tidur saja deh hehehe. Selain itu, kami juga jalan menuju Masjid Raya Baiturrahman Aceh dan Revan senang kali main disini. Halamannya luas dan Revan juga bulan ini lagi lasak-lasak dan hobi-hobinya belajar jalan di tatah.


Di lokasi Pesta Oom Yayang
Revan di Mesjid Raya Baiturrahman

Oke satu semester awal refleksi 2019 akhirnya selesai. Nantikan refleksi semester kedua 2019 ya. Stay tune.

Pekanbaru, 21 Januari 2020

Previous
Next Post »