Beberapa hari yang lalu saya mengikuti pelatihan Applied Approach untuk dosen yang diselenggarakan oleh sebuah perguruan tinggi swasta di Pekanbaru. Pengalaman ini bermula dari beberapa minggu sebelumnya dimana terdapat surat undangan dari perguruan tinggi swasta tersebut yaitu STIE Riau yang kebetulan mereka akan mengadakan acara pelatihan tersebut untuk dosen-dosen internalnya dan membuka kesempatan dosen di perguruan tinggi swasta lainnya untuk mengikuti.
Jadilah saya diutus oleh kampus saya STMIK AMIK Riau untuk mengikuti acara tersebut. Karna ternyata hanya saya dosen di kampus saya yang belum mengikuti pelatihan tersebut, kebetulan karna saya satu-satunya dosen baru di tahun 2017 ini. Hehehe. Akhirnya sayapun mengikuti acara ini. Tapi ternyata tidak gratis, biaya pelatihannya sebesar Rp 1.600.000,- alhamdulillah kampus saya menanggulangi biaya setengahnya, jadilah saya tinggal membayar 800.000,- (gaya nulisnya kayak kecil 800rb ya padahal sampe 'ngutang' ke kampus potong gaji hahahaha).
Tanggal 20-22 Maret 2017 yang lalu sayapun mengikuti pelatihan ini. Awalnya saya tidak mengetahui apa kegunaan pelatihan ini, tapi ternyata setelah melakukan pencarian informasi melalui mbah google, ternyata pelatihan ini sangat berguna. Mengutip dari informasi Panduan Pelatihan Applied Approach (AA) dari Kopertis VII disebutkan bahwa tujuan pelatihan ini yaitu "Meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan dan wawasan tentang prinsip-prinsip pedagogik dan metodologi dan ketrampilan mengajar dosen dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar dan hasil belajar mahasiswa". Mengutip informasi yang disampaikan oleh Prof. Herri selaku ketua Koordinator Perguruan Tinggi Swasta atau yang biasa disingkat Kopertis X menyampaikan bahwa pelatihan AA ini semacam pelatihan yang bertujuan mendapatkan Surat Izin Mengajar. Ya kalau di kehidupan keseharian kita, untuk mengendarai kendaraan diwajibkan mempunyai SIM, ternyata seorang dosen juga harus mempunyai SIM (red: Mengajar) yang dapat diambil dari mengikuti pelatihan ini. Jadilah saya begitu bersemangat untuk mengikuti pelatihan ini.
Pelatihan hari pertama dimulai pukul 8.00 WIB (ngaret dan baru mulai pukul 9.30). Pelatihan pertama dengan materi Lecturer Career Development dan Skill of Public Speaking for Learning Effectivity yang dibawakan oleh bapak Drs. Hanafi, M.S. Dalam materi ini kami diajarkan untuk bagaimana menjadi seorang pembicara yang baik, mampu berbicara didepan dengan baik, dan beberapa trik untuk menjadi seorang public speaker yang mumpuni. Materi dibawakan dengan santai dan diselingi dengan beberapa candaan. Bahkan bapak narasumber berkata, "nah itu ada beberapa peserta di belakang yang mengantuk, gpp itu salah saya berarti, berarti saya masih kurang menarik. makanya kita harus sering instropeksi diri". Salah satu tugas dari seorang dosen merupakan pentransfer ilmu. Makanya dosen dituntut untuk mampu berbicara dengan baik hingga dapat mentrasfer ilmu tersebut dengan baik.
Siang harinya berganti materi lagi. Siang hari materi diisi dengan materi pengenalan kurikulum KKNI, penyusunan unsur-unsur capaian pembelajaran dalam mata kuliah, rekonstruksi mata kuliah, rekonstruksi silabus dan rps, dan konstrutivisme dalam pembelajaran yang dibawakan oleh Prof. Dr. Mansyurdin, MS. Puyeng habis hahahaha. Mengenal istilah-istilah baru, ribeeeet euy hahaha. Awal udah semangat mau catat materi, sampe bela-belain pinjem kertas bapak dosen sebelah (dari malamnya udah ingat mau bawa buku catatan, paginya malah lupa -_-) eh sampe bapak Prof selesai ngomong, kertas kosong karna bengong dengan materinya. Hahahaha. Tapi intinya sih dapat. Pokoknya dosen dituntut harus membuat rencana pembelajaran yang jelas dan terukur. Dan juga ternyata dosen dituntut bukan hanya sebagai pengajar, tapi sebagai pendidik. Dosen bukan hanya ngasih ilmu tapi juga harus ngedidik attitude dan soft skill mahasiswa. Dari materi pak Pfor. Mansyurdin tercerahkan dan besok kalo ngajar bakalan nuntut mahasiswa untuk ngelatih soft skillnya (mahasiswa saya bersiaplah anda. hahaha).
Pelatihan hari pertama selesai jam 19.00 WIB. Seharusnya sampe jam 22.00 sih karena ada tugas mandiri dari pak Prof. Yaitu disuruh buat rekonstruksi mata kuliah yang sesuai dengan kurikulum KKNI tapi dibolehin buat dirumah alhasil pulaaaaaang. Capek eeuy walaupun duduk dengar materi aja seharian. Mana harus berperang dengan ngantuk karena pantia tak menyediakan kopi hahaha. Banyak juga dosen peserta yang protes minta kopi tadi hahaha.
Pelatihan hari kedua dimulai jam 8.00 (baca: ngaret lagi setengah jam). Hari kedua materinya yaitu Pengintegrasian Capaian Pembelajaran Sikap dan Tata Nilai serta Keterampilan Umum / Soft skills dalam SCL (Student Centered Learning), Assesment proses dan hasil pembelajaran, dan penyusunan rubrik penilaian yang dibawakan oleh ibu dr. Nur Afrainin Syah, Ph.D. Materi mulai dari pagi sampai jam 3 sore. Materi hari kedua lebih ringan sedikit, karena sudah mulai mengenal istilah-istilah yang digunakan. Inti materi hari kedua yaitu mengajarkan metode SCL dalam pengajaran di kelas. Dimana jika biasanya metode pengajaran hanya dosen masuk, ngasih materi cuap-cuap sampe 100 menit, dirubah menjadi bagaimana agar mahasiswa lebih banyak ikut terlibat aktiv. Ya berdasarkan penelitian yang disampaikan ibu dokter, kalo dosen masuk cuap-cuap selama itu hanya 10% materi yang masuk hahahaha. Tapi kalau mereka terlibat aktiv bisa diatas 50%.
Beberapa teori metode diajarkan. Kemudian juga diajarkan, kalau pada hari sebelumnya pak Prof bilang kita harus mengajarkan soft skill, nah ibu dokter ngasih tau cara gimana memasukkan soft skill sebagai salah satu poin penilaian mahasiswa. Dan dibuatkan rubrik penilaian atau bahasa kitanya dibuatkan misal mahasiswa terlibat aktiv, jujur, bertanggung jawab, itu dibuatkan indikator penilaiannya. Banyak euy, ribet juga hahaha tapi semua harus terukur dan dinilai sebagai tanggung jawab kita. Dan diakhir materi dikasih tugas lagi. Buat RPS dan rubrik penilaian tersebut.
Sore harinya materi diisi oleh pak Prof. Dr. Syafrani yang membawakan materi Sistem Penjaminan Mutu Internal. Ya inti materinya bagaimana kampus harus mempunyai badan penjamin mutu untuk dapat melakukan asessment terhadap mutu pendidikan kampus sendiri. Kampus saya sih sudah ada Badan Penjamin Mutunya (uhukk.. busung dada sikit lu pamer hahaha). Jam 19.00 juga baru pulang. Sama seperti kemarin tugas dikerjakan dirumah. Tapi sampai rumah mana ada cerita ngerjain tugas, mandi aja dah malas capek hahaha. Tapi satu sisi peningkatan pelayanan dari panitia kegiatan hari ini adalah mulai adanya kopi. Tapi kopi nya jangan berpikir seperti kopi ikut pelatihan yang tinggal cekleek dari dispenser keluar hahaha. Gaaak. Kopi nya seduh sendiri hahaha, panitia bawa dispenser terus buat sendiri hahahaha. Jadilah obat melawan ngantuk.
Pelatihan hari ketiga sesuai jadwal yang tertera juga yaitu jam 8.00 WIB (ngaret makin parah, jam 9.00 baru mulai). Materi hari ketiga diisi oleh bapak Dr. Elfis dengan materi penyusunan bahan ajar dan media pembelajaran. Materi kali ini lebih menekankan bagaimana membuat bahan ajar yang menarik. Soalnya kata pak Dr. Elfis, sudahlah kita ini dosen tua-tua tak cantik-cantik, tak ganteng-ganteng, buatlah slide tuh menarik mungkin jadi ada yang sedap dipandang mahasiswa, ini sudahlah kita tak menarik, slidepun tak menarik, habis tu ngajarpun tak menarik, jadilah tu mahasiswa tidur hahahaha. Materi sama pak Dr. Elfis berakhir pukul 14.00 dan ada tugas lagi disuruh buat bahan ajar yang menarik hehe. Materi selanjutnya diisi oleh pak Prof. Dr. Herri. Ketua Kopertis wilayah X yang membawakan materi tentang kebijakan pengembangan pendidikan tinggi. Materi inti yang saya tangkap yaitu masih banyak butuh dosen yang Doktor karena saat ini masih sedikit banget (*uhuk, peluang hahaha). Jam 17.00 acarapun akhirnya resmi selesai dan ditutup. Tiga hari yang luar biasa.
Setelah pelatihan ini berakhir saya masih harus menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan tersebut untuk bisa dinyatakan lulus pelatihan AA ini dan resmi mendapatkan SIM alias surat izin mengajar saya hahahha. Bermanfaat banget memang ikut pelatihan ini, saya jadi lebih tau apa tugas dan kewajiban saya sebagai seorang dosen, sebagai seorang pendidik untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan sebagai peneliti untuk memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan keilmuan yang dimiliki. Ada hal menarik yang selalu disampaikan oleh seluruh narasumber. Yaitu JADI DOSEN JANGAN BERHARAP KAYA RAYA. Itu hal yang paling diingatkan. Saya pribadi juga memilih profesi dosen memang tidak berharap menjadi seorang milyuner. Karena memang saya memilih profesi dosen untuk kepuasan pribadi saya sendiri dan mengikuti passion saya. Hal ini akan saya tulis lebih lanjut dalam postingan berikutnya. Oke demikianlah rangkaian kegiatan yang telah saya jalani selama tiga hari tersebut. Semoga informasi ini dapat bermanfaat. Sekarang waktunya semangat buat tugaaass. Hehehe.
Wassalam.
Pekanbaru, 24 Maret 2017
Sign up here with your email