140314 - Masih Berkabut Asap Ria


Hari ini begitu banyak kisah kasih yang dapat aku tulis disini. Bahkan sampai harus bingung akan memulai dimana. Dan hebatnya, hari ini tidak ada satupun kisah bahagia yang terukir. Jumat, 14 maret 2014. Sepertinya lebih bagus memulai cerita hari ini dari musibah dan bencana yang sedang dihadapi oleh seluruh penduduk Riau. Sudah hampir 1 bulan ini kabut asap melanda daerah kami ini. Hari-hari berlalu dengan secercah harapan semoga esok kabut asap ini akan menghilang. Namun setiap hari harapan itu hanya tinggal harapan. Karena bukannya menghilang, hari kehari kabut asap semakin pekat. Dan hari jumat ini seperti biasa, kabut asap semakin parah. Penggunaan masker diluar rumah seperti sudah tidak berfungsi lagi, nafas masih terasa sesak ketika beraktivitas diluar. Jarak pandang kemungkinan tidak sampai lagi 100 meter. Penderita ISPApun semakin meningkat. Tinggal di Pekanbaru sudah terasa seperti tinggal di planet Mars. Kualitas udara yang sangat berbahaya untuk kesehatan. Sungguh kasihan para pekerja yang harus bekerja diluar ruangan dengan kondisi asap seperti ini. Semua upaya yang dilakukan pemerintah sudah sangat terlambat. Sekarang hanya bisa menanti hujan lebat yang datang dari langit untuk membersihkan semua asap ini.


Ketika berbicara tentang hujan, pekanbaru sudah 2 bulan ini tidak pernah diguyur hujan. Hujan yang datang baru 2x dan itupun tidak sampai 5 menit. Sumur dirumah aku sudah mengering. Mau mandi tidak bisa, bahkan untuk sekedar berwudhu pun tidak ada. Sudah 3 hari ini hampir setiap hari memberi air galon. Jika setiap hari seperti ini, keuangan sungguh tidak akan sanggup. Bak mandi aku berkapasitas sekitar 190 liter. Ada 10 galon air yang harus dipersiapkan untuk mengisi bak mandi supaya penuh. 10 galon air x Rp. 3500 pergalon = 35.000  rupiah dana yang harus dikeluarkan setiap hari dibagi dengan berempat orang. Sungguh tidak sanggup lagi membeli air galon. Tidak tau lagi harus kemana mencari sumber air. Sekarang baru terasa bagaimana susahnya warga di daerah timur kesulitan mencari air. Hanya bisa berharap tuhan segera menurunkan rahmat hujannya yang besar ke daerah pekanbaru ini agar kembali hujan. Semoga secepatnya hujan bisa turun.


Kemudian, ketika berbicara tentang dana keuangan, kondisi semakin parah karena sekarang sudah masuk bulan ketiga aku tidak bisa gajian dikantor karena kondisi internal pemerintah provinsi Riau yang masih hancur lebur. Tidak adanya kepastian kapan APBD akan bisa berjalan diperparah dengan saling berdebatnya antara DPRD dan Sekda Provinsi tentang penggunaan SOTK. Kabar terakhir dan kabar buruk yang membuat aku semakin stress yaitu, Sekda Provinsi tetap bersikeras mempertahankan SOTK baru sesuai dengan perda nomor 1, 2 dan 3 tahun 2014. Dengan begitu, berarti bidang tempat aku bekerja yaitu UPT Teknologi dan Komunikasi Pendidikan akan menghilang karena tidak ada dalam perda tersebut. Ketika itu terjadi berarti aku tidak tau akan kemana nasib ini berada. Oh sebuah masalah dan musibah yang selalu datang silih berganti dengan sesekali memberikan harapan palsu untuk kebahagiaan. Mungkin ini sebuah ujian yang diberikan tuhan untuk kenaikkan status dan martabat diri ku. Aku harus kuat menghadapi ini. Dan semoga esok hari akan ada cerita bahagia yang dapat aku sampaikan.

Untuk kenang-kenangan, berikut photo-photo kondisi pekanbaru yang terjadi hari ini.

Perbedaan Jembatan Siak Pekanbaru
Photo Runway Bandara SSK II Pekanbaru

Jalan Gajahmada Pekanbaru
Jalan Cut Nyak Dien Pekanbaru

Jalan Menuju Mall SKA Pekanbaru




Previous
Next Post »