Tiru Nama

Media sosial beberapa waktu lalu sempat heboh gara-gara ada seorang presenter yang ngamuk habis habisan di Instagram nya karena ada orang tua yang menamakan anaknya sama dengan nama anak si presenter. 

Yang bikin heboh itu, ngamuknya gak ketolongan. Ini manusia lahir, besar, dan sekolah dimana ya? Tindakan yang dilakukannya tidaklah mencerminkan sosok seorang public figure. Sebenarnya saya tidak ingin ikut ikutan latah menulis hal dengan topik ini. Tapi kok makin hari jiwa makin bergejolak. Alhasil disempat-sempatkan lah menulis ini. 

Berbicara sebuah nama, saya rasa nama seorang manusia itu adalah sesuatu yang universal. Sejauh ini saya belum pernah mendengar ada nama orang yang dipatenkan atau punya HKI. Jadi sah dan wajar saja jika mengadopsi nama orang untuk anak sendiri. Dan ya seharusnya bangga kan kalau nama anak kita dipakai orang. Berarti kita dapat "the real pengakuan" nama anak kita bagus. 

Apa kabar orang orang yang mempunyai nama agus, bambang, budi, putri,dll? Bisa kebakaran jenggot bangsa kita kalau orang tua pencetus nama nama laris tersebut memperkarakan nama anaknya dipakai orang lain. Tapi syukurlah dan semoga hanya ada satu mahkluk Indonesia yang seperti itu. 

Berbicara mengenai nama, saya jadi tertarik untuk bercerita tentang asal-usul nama saya dan anak saya. Nama saya ternyata hasil adopsi juga dari nama orang lain. Bapak saya menamai saya "Didik Sudyana" yang sama dengan nama komandan beliau sewaktu muda yang sangat beliau kagumi. Dengan harapan saya bisa menjadi sosok komandan yang bersahaja seperti bapak Didik tersebut. (walaupun pada akhirnya saya tidak pernah berminat menjadi TNI 😁).

Syukurlah bapak Komandan Didik tidak pernah marah nama nya dipakai untuk nama anak anggotanya. Kalau sempat marah, bapak saya bisa "berkasus" dan akta lahir saya pun harus diganti. 

Kebiasaan mengadopsi nama sosok yang dikagumi untuk anak, ternyata turun ke saya juga. Ketika anak saya lahir pada 28 Juli 2018 lalu, saya memberikan nama anak saya "Teuku Revan Sudyana". Nama Revan adalah nama yang saya adopsi dari nama anaknya seseorang yang banyak berjasa membentuk jati diri saya. 

Sosok tersebut adalah bapak Rahmad Gunawan yang memberi nama anaknya Revan Dzakyono Wiguna. Saya mengadopsi nama Revan nya. Beliau adalah sosok yang banyak membantu dan membentuk jati diri saya. Ketika saya tamat SMK, beliau yang memperjuangkan saya untuk dapat bekerja di Dinas Pendidikan Provinsi Riau. Ketika sudah bekerja, beliau yang selalu memberikan nasihat, arahan, dan melindungi saya ketika saya diapa-apain orang. Maklum ABG baru tamat sekolah jadi belum tau apa-apa.

Beliau banyak membentuk jati diri saya laksana seorang abang yang membentuk adiknya menjadi seorang manusia yang berhasil tapi tidak dengan cara cara manja. Contoh ketika saya dulu tidak ada uang, beliau tidak memberikan uang cash kepada saya. Tapi beliau akan berusaha mencarikan pekerjaan sampingan atau proyek yang nantinya bisa jadi uang. Sebuah hal yang menjadikan diri saya menjadi pribadi yang tidak manja. Mungkin jika saya hanya diberi uang cash, saya tidak menjadi pribadi yang sekarang. 

Bahkan berkat beliau pulalah saya dipertemukan dengan istri saya dahulu. Dan dari beliau juga saya terinspirasi lalu bersemangat untuk melanjutkan pendidikan S2 saya.

Ya mungkin postingan ini tidak akan cukup untuk menggambarkan betapa banyak jasa beliau untuk saya. Makanya, saya mau mengabadikan seluruh kebaikannya menjadi nama anak saya. Agar anak saya selalu ingat, papa nya "Revan Wiguna" ini yang banyak membantu papa nya dahulu. 

Untung beliau tidak marah dan ngamuk sewaktu saya memutuskan mengadopsi nama anaknya. Hehehe. Bagi saya pribadi, saya malah merasa bangga jika nantinya suatu saat ada orang lain yang menggunakan nama yang sama dengan anak saya. Bahkan saat ini saja, saya begitu bangga jika bertemu orang lain yang juga bernama "Didik". Semacam bertemu dengan saudara jauh. Hohoho.

Jadi kembali ke topik, marah marah karena nama anak diadopsi orang lain menjadi sesuatu yang aneh dan gak masuk akal bagi saya dan banyak masyarakat bangsa ini. Karena sekali lagi, nama manusia itu sudah menjadi ketentuan bersama adalah sesuatu yang universal. Atau jangan-jangan mbak presenter nya mau menjadi orang pertama dalam sejarah yang mematenkan nama anaknya dan memiliki HKI untuk nama anaknya? Kita tunggu.

Pekanbaru, 17 September 2019
Previous
Next Post »