Momentum Menulis

Blog menjadi rumah kosong lagi hingga lebih dari dua tahun. Sebuah rekor buruk pribadi yang hebat bagi saya. Lagi dan lagi saya ingkari janji saya kembali untuk terus aktif menulis dalam blog. Padahal menulis itu laksana membangun prasasti di tengah kota yang mana setiap orang dapat melihatnya sampai kapanpun. Terlepas suka atau tidaknya orang itu ya tergantung hati. Toh kita tidak bisa memaksakan sesuatu ke orang yang lain. Asyeeek haha.

Banyak cerita yang ingin dituliskan sebenarnya. Semua menumpuk bagai tumpukkan kertas-kertas usang di gudang yang penuh dengan debu. Padahal jika tumpukan kertas itu disusun menjadi sebuah tulisan akan jauh lebih bermanfaat. Minimal menjadi sebuah kenang-kenangan yang kelak anak saya bisa baca bagaimana kisah papanya pada dahulu kala. Tapi ya begitulah, mengutip kalimat Cakson"tulisan hanya akan lahir dari momentum: perpaduan hati, fikir, dan suasana yang tepat". Sangat sulit sekali menyatukan ketiga hal tersebut untuk melahirkan sebuah tulisan. Kadangkalanya hati dan fikiran sudah tepat, namun suasana bagaikan cebong dan kampret lagi tawuran. Akhirnya kandas kembali. Dua tahun vakum dari blog bukan waktu yang singkat sebenarnya, kalau saya kuliah S2 lagi, sudah wisuda lagi dan bahkan mungkin sudah mendapat pekerjaan kembali hasil berburu dari lowongan yang ada di koran. 

Satu tahun ini saya lagi asyik-asyiknya membaca, semua dibaca, apa yang kelihatan dibaca, iklan-iklan billboard di pinggir jalan pasti dibaca dengan saksama, bahkan botol pembersih wc atau deterjen yang ada di dekat kloset pasti ikut dibaca ketika lagi "nongkrong cantik" di wc untuk 10 sampai 15 menit ke depan. Ups. Setelah rasanya membaca sana sini, jadi tergerak hati saya "kok baca terus, sesekali tulis deh sesuatu kek seperti mereka", tapi ya menyatukan ketiga momentum itu sungguh laksana menyatukan ketujuh bola dragon ball.

Momentum itu pada akhirnya muncul pada hari ini, perpaduan hati yang baik walaupun gaji sudah satu minggu belum keluar, #Ehh, perpaduan fikiran yang jernih di pagi hari setelah mendapat kecupan manja dari istri tercinta #Hah, dan pastinya ditemani oleh suasana yang tepat ketika sarapan donat coklat 5 biji, segelas kopi, sambil ditemani musik mendayu-dayu dari Peterpan. Kunci nya berada pada kalimat terakhir, musik peterpan yang pada akhirnya mampu menggerakkan hati, pikiran, dan tentu saja jari ini untuk mulai "kletak-kletuk" di keyboard menuliskan apa yang terlintas. Semoga momentum ini bisa terus dijaga. 

Untuk menutup postingan intro "I'am Back" ini, satu lagi harapan saya adalah bisa menulis seperti yang dilakukan oleh pak Dahlan Iskan dalam disway's nya, atau seperti yang para penulis di mojok lakukan. Coba sesekali sisihkan waktu membaca tulisan mereka, sangat-sangat bagus, tulisan santai, tapi konten tetap tersampaikan. Saya akan terus belajar dari mereka untuk bisa melahirkan sebuah tulisan yang bisa dibaca sambil ngopi di pagi hari. Salam.


Pekanbaru, 1 Agustus 2019

Previous
Next Post »