Workshop Membangun Industri SDN di Indonesia

Yeaaah akhirnya ikutan workshop lagi. Informasi kegiatan ini saya dapatkan dari group telegram Forensika Digital UII (Mas Dedy yang share). Tanpa basa basi seperti biasa langsung ikutan daftar. Untuk workshop kali ini ada biaya yang harus dikeluarkan, namun memang biaya tersebut tidaklah seberapa, hanya Rp. 50.000,- yang harus dikeluarkan untuk mengikuti acara ini. Acaranya sendiri diadakan di Gedung Auditorium Perpustakaan UII dan dilaksanakan pada hari ini 7 April 2016.

Acara dijadwalkan dimulai pada pukul 08.00 pagi, malam sebelum itu, dapat pemberitahuan SMS dari panitia untuk datang pukul 07.30 guna menyelesaikan administrasi. Nah pukul 07.28 saya sudah sampai ke perpustakaan, namun sayang, pintu masuk perpustakaan yang berada di parkiran gedung Fakultas Ekonomi masih tutup . Akhirnya saya putuskan menunggu lebih kurang 15 menit. Setelah 15 menit menunggu, wah gak bener ini pintu tak kunjung terbuka. Saya putuskan untuk jalan melalui pintu depan walaupun sedikit memutar. Olahraga pagi. Dan untung pintu depan terbuka.

Begitu sampai auditorium, ternyata saya peserta pertama yang datang . Acarapun akhirnya dimulai pukul 08.30, molor 30 menit dari waktu yang direncanakan. Acara pertama dimulai dengan kata sambutan sekaligus membuka acara oleh Ketua Teknik Informatika yang pada acara ini digantikan oleh Bapak Yudi Prayudi, M.Kom. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa masih sangat sedikit SDM yang menguasai tentang ilmu SDN ini. Karena memang SDN ini adalah isu yang masih baru. Sehingga manfaatkan momen acara ini sebaik mungkin. Selain itu beliau juga menyampaikan bahwa ada sekitar 5 kampus di 5 daerah berbeda yang didatangi oleh pihak Jawdat selaku perusahaan yang mengadakan acara ini. Untuk daerah Yogyakarta, UII lah yang dipilih. Sebuah kebanggaan bagi UII karena pihak Jawdat mau datang dan mengadakan acaranya di UII, padahal UII kan letaknya jauh di utara. Demikianlah kira-kira sambutan yang disampaikan oleh pak Pak Yudi. Setelah menyampaikan sambutannya, secara resmi pak Yudi membuka acara workshop ini.

* Pak Yudi Prayudi, M.Kom sedang menyampaikan sambutan

Acara kemudian dilanjutkan dengan materi yang disampaikan oleh Bapak Tedhi Achidana yang menyampaikan sedikit overview tentang apa itu SDN. Ya memang sih dari tadi kita bahas tentang SDN sekarang saatnya mengetahui apa itu SDN. Yang jelas bukan Sekolah Dasar Negeri ya. SDN itu sendiri kepanjangan dari Software Defined Network. Sebuah konsep pendekatan jaringan dimana dapat melakukan kontrol dan memanajemen seluruh perangkat jaringan yang ada dengan satu controler. Pak Tedhi memberikan sebuah analogi tentang SDN ini dengan sebuah pabrik sepatu.

Pabrik sepatu zaman dahulu, memproduksi sepatu dengan menggunakan tenaga manusia. Nah saat ini sudah tergantikan oleh mesin yang memproduksi secara cepat dan cukup dikontrol di satu sistem. Seperti itu juga SDN, dimana seluruh perangkat jaringan yang ada, bisa dimanajemen dan dikontrol di sebuah controller. Dengan penggunaan SDN maka akan mengoptimasisasi jaringan sebuah perusahaan.

Selain memberikan overview tentang apa itu SDN, Pak Tedhi juga memberikan sedikit pengenalan tentang apa yang dilakukan oleh Jawdat. Jawdat sendiri merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang transformasi legacy network customer ke SDN. Pak Tedhi juga menunjukkan bagaimana sistem SDN di implementasikan di sebuah perusahaan yang menjadi customernya Jawdat dan menjadi penutup penyampaian materi dari beliau.

*Pak Tedhi sedang menyampaikan materi

Acara kemudian dilanjutkan oleh pak Himawan Nugroho. Sedikit pengenalan oleh pak Himawan, ternyata beliau ini termasuk 5 orang pertama dari Indonesia yang memiliki sertifikasi CCIE Cisco di awal tahun 2000an. Beliau sudah lama melalang buana kerja di luar negeri. Salah satunya di Dubai. Dan sudah lebih dari 40 negara yang dikunjungi oleh beliau ini. Woooow banget. Bahkan beliau juga pernah ikut bersama tim Cisco membuat soal untuk ujian CCIE. Dan woww lagi beliau awalnya kerja di Cisco, namun ditawari oleh IBM dengan gaji 3x lipat dari yang diterimanya di perusahaan sebelumnya. Ajee Gile memang. Selain itu, pada awal 2016 ini beliau dan team nya dari Jawdat menjadi pembicara di acaranya Cisco Live yang dilaksanakan di Berlin dengan membawakan materi "All In One Virtual Machine". Acara orang Eropa, narasumber dari Indonesia. Mentereng banget beliau ini.

Oke cukup perkenalan beliau, masuk ke materi. Diawal materinya beliau menyampaikan bahwa jika Indonesia ingin bermain di sektor hardware dengan menjadi salah satu produsen, maka sudah sangat ketinggalan, karena tidak mungkin bagi kita untuk mengalahkan perusahaan besar seperti Cisco yang sudah malang melintang dan riset selama lebih dari 30 tahun. Oleh karena itu saat ini, salah satu yang bisa dijadikan tandingan adalah riset dan pengembangan bidang SDN ini. 

Jadi SDN ini bermula dari sebuah riset disertasi P.hD oleh Berkeley, seorang mahasiswa dari Stanford University. Konsep SDN ini yaitu, seperti yang diketahui bahwa router mempunyai 2 fungsi kerja, yaitu Control Plane dan Data Plane. Control Plane bertugas mengurusi jalur routing dan bisa disebut sebagai otak dari router. Data plane bertugas untuk memfowarding request paket yang datang. Analogi router yang saling terkoneksi seperti ini. Dalam sebuah ruangan, ada 30 orang. Jadi suatu ketika, seseorang yang duduk di sudut ruangan ingin ke toilet. Tapi dia tidak tau toilet itu letaknya dimana, akhirnya dia tanya ke teman sebelah, teman sebelahnya bilang oh lewat depan [padahal si teman sebelahnya ini juga tau dari teman sebelahnya]. Begitu terus, dia bertanya ke setiap orang yang dijumpai lewat mana ke toilet. Routing punya kecerdasan sendiri untuk menentukan arah perjalannya. Jadi kadang dia bisa lewat jalan yang lebih jauh karena si router tadi tidak tau secara persis jalannya.

Nah jika menggunakan SDN, sistem Control Plane yang merupakan otak nya tadi diangkat ke sebuah controller SDN. Jadi ke tiga puluh router tadi diangkat Control Plane nya dan semua jalur routing ditentukan oleh controller. Kembali ke analogi ruangan dengan 30 orang tadi. Jadi ketika seseorang mau ke toilet, dia tidak akan tanya teman sebelahnya, tapi langsung tanya ke si controller jalur toilet kemana, si controller yang punya daftar tabel routing untuk sampai kesana akan memberitahukan jalur tercepat yang akan dilewatinya. Begitulah lebih kurang sistem kerja SDN.

Selain itu, SDN juga dapat memanajemen banyak perangkat di sebuah controller. Bahkan untuk perangkat yang berbeda jenis. Salah satu protokol yang digunakan oleh SDN yaitu Open Flow. Dan ini merupakan open source. Bahkan Cisco yang juga mengeluarkan SDN menggunakan open flow yang telah dimodifikasinya. 

Ada banyak hal lagi yang disampaikan pak Himawan ini, namun seperti biasa, tulisan ini bisa membosankan jika terlalu panjang, jadi yang inti-intinya saja ya. Nah selanjutnya yang juga penting, tren networking sekarang sudah mulai berubah ke otomatisasi. Tidak lagi tren dengan melakukan setting perangkat jaringan seperti router, switch dengan manual. Sebagai contoh jika ada sebuah perusahaan besar yang ingin menghubungkan lebih kurang 100 titik cabangnya ke jaringan dengan menggunakan VPN, maka bisa dibayangkan butuh 100 router yang di config di lapangan. Nah zaman sekarang trennya, router cukup dikoneksikan ke jaringan, maka akan terkonfigurasi secara otomatis. Dan ini bukan lah mimpi.

Viptela yang merupakan sebuah startup di Amerika telah memulainya. Sistem yang digunakan seperti ini, sama seperti contoh sebelumnya dimana ada 100 titik baru yang dibutuhkan perusahaan untuk terkoneksi ke kantor pusat. Nah Viptela menyediakan 100 router. Kemudian 100 router tersebut cukup dikoneksikan ke jaringan internet, router tersebut akan otomatis menghubungi data center nya viptela. Data center viptela akan mempush konfigurasi routing nya ke router yang telah terkoneksi ke dia tersebut [sebelumnya serial number router tersebut telah didaftarkan sehingga data center tahu bahwa router tersebut butuh konfigurasi seperti apa]. Jadi dengan waktu yang cukup singkat, 100 titik baru tersebut telah terkoneksi. Cukup canggih bukan?

*Pak Himawan sedang menyampaikan materi

Setelah menyampaikan hal tersebut, acara dilanjutkan dengan istirahat dan makan siang. Kali ini menu yang diberikan panitia adalah nasi kotak dari Ayam Penyet Surabaya. Enak juga sebenarnya, tapi sayang makannya cukup susah karena dalam kotak dan sendok yang diberikan sendok plastik yang tidak akan kuat untuk memotong daging ayamnya. Hahaha. Setelah istirahat, acara kembali dilanjutkan.

Sebelum acara workshop di 5 kota ini, Jawdat mengadakan acara mini-hackaton, dimana pesertanya dari mahasiswa yang mendaftar dan dapat mengerjakan project nya dirumah masing-masing, ada 5 project yang ditawarkan oleh Jawdat. Nah pada acara workshop kali ini, jadi pihak Jawdat mengundang 2 orang peserta mini hackaton tersebut untuk presentasi menyampaikan hasil mini hackaton nya. Peserta tersebut yaitu Abdul Ghofar dari Semarang dan Jumroh Arrasid dari UII sendiri.

Abdul Ghofar menyampaikan hasil yang dibuatnya tentang bagaimana mendeploy Virtual Machine dengan webserver hanya dengan 1 kali klik dengan menggunakan bahasa phyton. Jadi beliau membuat sistem berbasiskan web untuk melakukan fungsi tersebut. Selain itu, beliau juga bisa menampilkan status, log, dan berbagai fitur lainnya di web yang dibuatnya dan terkoneksi dengan Open Stack sebagai VM Managernya. (Canggih benar programing beliau ini).

*Mas Abdul Ghofar menunjukkan hasil mini-hackatonnya

Jumroh Arrasid sendiri menyampaikan hasil mini-hackaton nya berupa otomatisasi jaringan dengan studi kasus yang dibuatnya. Jadi beliau membuat sebuah kasus dimana ada sebuah perusahaan yang membutuhkan koneksi di perusahaan cabangnya. Nah mas Jumroh berhasil melakukan otomatisasi konfigurasi dengan sistem 1 kali klik juga dan seluruh konfigurasi sudah terload di seluruh perangkat. Mas Jumroh mendemokannya di simulasi lab nya menggunakan GNS. (Master banget mas Jumroh). 

*Mas Jumroh Arrasid mendemokan hasil kerjanya

Ternyata mahasiswa Indonesia hebat-hebat. Itu kalimat yang disampaikan pak Himawan. Dan beliau mengadakan acara mini hackaton ini juga karena yakin mahasiswa Indonesia hebat-hebat dan ternyata benar dugaannya. Saya sendiri juga takjub dengan kemampuan mereka.

Setelah acara show mini hackaton tersebut, pak Himawan kembali melanjutkan sedikit lagi penyampaian materi tentang bagaimana membangun industri SDN di Indonesia. Beberapa industri yang dapat dibangun yaitu pertama menjual switch atau perangkat lainnya yang dibranding ulang. Maksud branding ulang disini, jadi ada sebuah produsen seperti swtich di taiwan menjual perangkat switch yang terstandard dan menjualnya tanpa branding. Kemudian perusahaan seperti Dell, HP, membeli perangkat tersebut dan melakukan branding ulang. Nama sistem ini yaitu White Box. Selain itu juga dapat menjadi player Linux, Player Open Stack, menjadi developer SDN Apps, dan menjadi System Integrator seperti pihak Jawdat lakukan.

Terakhir pak Himawan menyampaikan sebuah nasihat tentang bagaimana melakukan pengembangan skill yang dimiliki. Adapun caranya yaitu pertama berfokus pada hasil akhir (Mau jadi apa akhirnya nanti maka harus ditentukan di awal biar fokus). Kemudian break down rencana awal tersebut. Berikutnya lakukan Self Assessment atau nilai kemampuan kita diawal tentang skill tersebut sudah sampai mana. Selanjutnya Tentukan target performance nya, berikutnya buat tree traversal atau semacam diagram pohon untuk menggambarkan tahapan yang harus dikuasai. Selanjutnya bikin learning path dari hal yang akan kita fokuskan tersebut. Setelah itu lihat feedback dari hasil belajar yang telah kita lakukan. Bisa melalui ujian, mengajar, dan hal lainnya. Kemudian kita harus punya akses data terhadap materi materinya. Selanjutnya jadikan hobi dan kebiasaan. Jadwalkan setiap hari mau berapa jam waktu yang digunakan untuk belajar. Sehingga akan menjadi sebuah kebiasaan dan terakhir, mulaikah kerjakan rencana tersebut.

Setelah penyampaian tersebut, acara selanjutnya yaitu penyerahan kenang-kenangan atau yang biasa kita sebut cendera mata dari pihak UII ke pihak Jawdat.

*Pemberian Cendera mata dari pihak UII

Acara pemberian cendera mata tersebut ternyata adalah acara akhir dari kegiatan ini. Karena setelah kegiatan tersebut, acara kemudian resmi ditutup dan Pak Himawan serta team harus segera kembali ke Bandara untuk pergi ke road show selanjutnya yaitu di Bandung. Terima kasih kepada pihak Jawdat yang telah memberikan materi nya yang sangat berharga ini. Ilmu yang didapat kali ini menggambarkan bahwa ilmu yang saya miliki belumlah ada apa-apanya, hanya mungkin bagaikan sebutir pasir di padang pasir nan luas. Begitu banyak hal baru yang didapat dan begitu banyaknya yang masih harus dipelajari. Acara kali ini sungguh berkesan bagi saya. Ow ya acara kali ini tidak ada sesi foto bareng oleh panitia, jadi hanya ada foto sendiri. Oleh karena itu untuk menjadi penutup tulisan ini, saya hanya bisa menyertakan foto saya sendiri.

*Gayanya sudah seperti narasumber

Yogyakarta, 7 April 2016




Previous
Next Post »