Frye Standard dan Daubert Standard

Postingan kali ini, kita belajar tentang hukum. (Setelah postingan sebelumnya kita belajar sejarah, ya ini sejarah juga sih, tapi sisi hukumnya ). Pembahasannya kali ini adalah tentang Frye standard dan Daubert Standard. Mereka berdua ini adalah standard dan kategori yang diterima hukum dalam hal pembuktian barang bukti terkait kejahatan. Frye Standard dan Daubert Standard menerapkan aturan yang berbeda dalam hal diterimanya barang bukti dalam pengadilan. Mari kita bahas satu persatu.

Frye Standard

Frye Standard adalah Standard yang berasal dari Frye v. United States, 293 F. 1013 (D.C. Cir. 1923). Frye menetapkan bahwa pembuktian barang bukti dalam pengadilan berdasarkan pembuktian secara ilmiah. Dimana hanya barang bukti yang dianalisis dengan menggunakan metodologi secara ilmiah yang akan diterima di mata hukum. Inti dari Frye Standard dalam dokumen 293F tersebut adalah:

“Just when a scientific principle or discovery crosses the line between experimental and demonstrable stages is difficult to define. Somewhere in this twilight zone the evidential force of the principle must be recognized, and while the court will go a long way in admitting expert testimony deduced from a well-recognized scientific principle or discovery, the thing from which the deduction is made must be sufficiently established to have gained general acceptance in the particular field in which it belongs”. [ Frye v. United States, 293 F. 1013, 1014 (App. D.C. Dec. 03, 1923).]

Inti dari kutipan dokumen tersebut adalah ketika ada sebuah proses pembuktian barang bukti yang baru oleh para peneliti, harus dapat dibuktikan secara ilmiah dan bukan hanya sebatas percobaan, karena dapat mengurangi keabsahan dari prinsip tersebut. Sehingga keabsahan barang bukti walaupun sudah menghadirkan kesaksian ahli dan hasil sebuah eksperimen, juga harus didasari oleh prinsip ilmiah hasil dari penelitian tersebut dan dapat dibuktikan.

Hal ini pernah terjadi ketika ada sebuah kasus putusan dimana ada kesaksian ahli dengan menggunakan tes tekanan darah sistolik atau bisa juga disebut sebagai “lie detector” ditolak oleh pengadilan karena dirasa belum terbukti secara ilmiah dan hanya sebatas eksperimen. Dan juga metode tersebut dianggap belum mendapat kredibilitas oleh komunitas ilmiah. Begitu juga terkait penggunaan DNA dalam pengadilan. Membutuhkan waktu berpuluh tahun baru dapat diterima sebagai bukti ilmiah dalam pengadilan.

Dalam perkembangan kasus yang terjadi pada era sekarang, penggunaan Frye Standard dirasa sudah tidak efektif lagi. Karena membutuhkan waktu yang panjang hanya untuk membuktikan keilmiahan sebuah proses pembuktian barang bukti. Oleh karena itu dikeluarkanlah standard baru yang dikenal dengan “Daubert Standard”.

Daubert Standard

Daubert Standard merupakan standard aturan yang diterbitkan oleh Pengadilan Federal Amerika pada tanggal 28 Juni 1993 berdasarkan peraturan Daubert v. Merrell Dow Pharmaceuticals, 509 U.S. 579, 113 S.Ct. 2786, 125 L.Ed. 2d 469, (U.S. Jun 28, 1993) (NO. 92-102) untuk menggantikan Frye Standard yang sudah menerima terlalu banyak kritik. Pada Daubert Standard ini, Mahkamah Agung AS merubah standardnya dengan menerima kesaksian dari saksi ahli dalam pengadilan dan menjadi barang bukti yang sah. 

Namun, kesaksian yang disampaikan oleh saksi ahli dalam pengadilan juga dibatasi. Seperti yang disampaikan oleh Fradella (2003) dalam publikasinya menyebutkan, Seorang saksi ahli yang bersaksi, tidak diizinkan memberikan kesaksian diluar ‘bidang keahlian’ yang dimilikinya. Hakim akan memberikan batas-batas terkait kesaksian yang disampaikan oleh saksi ahli, namun keterangan yang disampaikannya dalam lingkup keahliannya, tetap akan menjadi barang bukti yang sah.

Sebagai contoh, seorang dokter dengan spesialisasi forensik patologi hanya diizinkan memberikan kesaksian terkait hasil forensik yang dilakukannya. Dokter tersebut tidak diperbolehkan menyampaikan opini ataupun spekulasi terkait kasus tersebut, misalkan dokter berspekulasi korban ini dibunuh dengan cara dicekik lehernya. Hal ini tidak diperbolehkan, yang dibolehkan, dokter menyampaikan, bahwa korban tewas karena ada sesuatu yang menghambat aliran napas korban dileher karena ada tertinggal bekas kekerasan fisik di leher korban. Nantinya tugas penyidiklah yang mencari bukti lebih lanjut apakah korban tewas karena apa, dan dokter tidak boleh berspekulasi.

Perbedaan mendasar antara Frye dan Daubert ini adalah, pada Frye, pembuktian barang bukti memang harus berdasarkan metode ilmiah, sedangkan pada Daubre, pembuktian barang bukti, selain berdasarkan metode ilmiah, juga dapat berdasarkan kesaksian dari saksi ahli yang mempunyai keahlian khusus dalam bidang tertentu.

Seperti pada zaman sekarang dimana perkembangan teknologi semakin cepat, jika pengadilan masih menganut sistem Frye, dapat dibayangkan betapa kesulitannya mencari barang bukti dan bahkan bukti-bukti digital yang sekarang banyak digunakan, akan dimentahkan dalam pengadilan dan tidak dapat digunakan karena hanya akan sebatas “eksperimen” dan belum ilmiah, sedangkan proses “pengilimiahan” sesuatu membutuhkan waktu yang lama, bayangkan proses pengunaan DNA dalam pengadilan yang membutuhkan waktu puluhan tahun baru dapat diterima dan dikatakan “ilmiah.

Sehingga penggunaan Daubert Standard inilah yang lebih cocok diterapkan zaman sekarang ini, karena ketika ditemukan sebuah barang bukti baru yang belum ada metode ilmiah untuk membuktikannya, maka seorang saksi ahli yang telah berpengalaman dan mempunyai ilmu dibidang tersebut, dapat memberikan kesaksian dan kesaksiannya menjadi barang bukti yang sah.


Yogyakarta, 30 September 2015
Referensi

  • Dame, N., Review, L., & Dillhoff, M. (2011). Science , Law , and Truth : Defining the Scope of the Daubert Triology, 86(3).
  • Fradella, H. F., Fogarty, A., & O’Neill, L. (2003). The Impact of Daubert on the Admissibility of Behavioral Science Testimony. Pepperdine Law Review, 30(2), 403–444. http://doi.org/10.1111/1556-4029.12740
  • Swanson, P. D. (2009). Frye , Daubert , and the Sociology of Scientific Consensus. Lane Powell, (206).

Previous
Next Post »